Jumat, 18 November 2022

SUDAH SAATNYA BERALIH KE MOBIL LISTRIK?

ALASAN KONSUMEN INDONESIA BELUM TERTARIK MEMILIKI KENDARAAN LISTRIK, MENGAPA DEMIKIAN?



Mobil listrik - Sudah terbiasa menggunakan kendaraan berbahan bakar minyak, bersiaplah karena di masa depan mobil listrik digadang-gadang akan menjadi solusi dalam berkendara guna mengurangi polusi dan juga karbon emisi di wilayah Indonesia. Berbeda dengan mobil konvensional, mobil listrik lebih praktis dan ekonomis dari segi perawatan dan juga bahan bakar. Anda juga tidak perlu melakukan perawatan khusus terhadap mobil ramah lingkungan ini, cukup dengan awas dalam pemakaian dan pengecasan baterai mobil Anda.
 

Hadir dengan berbagai keunggulan dibandingkan dengan mobil konvensional tentunya mobil listrik ini terkesan canggih bagi Anda, namun tentu masih ada di antara Anda yang lebih menyukai penggunaan mobil konvensional berbahan bakar minyak, untuk itu simak penjelasan perbedaan sederhana antara mobil listrik dan mobil konvensional di bawah ini sebagai bahan pertimbangan untuk Anda jika masih ragu beralih ke mobil listrik.

 

  • Perbandingan Harga & Perawatan

Tertarik untuk beralih menggunakan mobil listrik akan memberikan keuntungan bagi Anda dan keluarga dari segi biaya perawatan dan juga bahan bakar. Seperti yang sudah disebutkan di atas, mobil listrik tidak memerlukan perawatan khusus. Mobil ramah lingkungan ini rendah emisi dan tidak memiliki sistem pembuangan sehingga Anda tidak perlu terlalu memikirkan penggantian oli ataupun perlengkapan lainnya. Meskipun demikian, Anda tetap harus merogoh gojek lebih dalam di awal pembelian, karena harga mobil listrik ini relatif lebih mahal ketimbang mobil konvensional.

  • Pengisian Bahan Bakar 

Jika pada mobil konvensional Anda perlu mengeluarkan biaya Rp7.000-Rp8.000 per liter, pada mobil listrik Anda hanya perlu mengeluarkan biaya sebesar Rp1.700-Rp1.800 per 1,3 kWh, sehingga Anda lebih irit dalam pengeluaran biaya bahan bakar. Meskipun demikian berbagai pro dan kontra tetap hadir menyertai mobil listrik ini loh, pasalnya SPKLU yang masih terbatas di beberapa wilayah membuat Anda belum bisa bepergian jarak jauh menggunakan mobil listrik Anda. Dari segi pengisian bahan bakar, mobil listrik juga dianggap belum efisien dalam hal waktu karena harus menunggu pengisian daya minimal 15 menit hingga 8 jam hingga baterai terisi penuh.

  • Kenyamanan Berkendara

Keunggulan lain yang akan Anda dapatkan dari mobil listrik adalah kenyamanan berkendara yang berbeda dari penggunaan mobil konvensional pada umumnya. Hal ini dikarenakan mesin pada mobil listrik tidak mengeluarkan bunyi bising seperti pada mobil konvensional kebanyakan, sehingga Anda akan mengemudi dengan lebih nyaman dan aman.

Menurut Analisis -

Mobil listrik merupakan teknologi yang menjadi sebuah keniscayaan. Cepat ataulambat, kendaraan tersebut bakal dibutuhkan masyarakat. Meski begitu, sampai saat ini penetrasi mobil listrik masih dibayangi keraguan dari konsumen.

Analis Kebijakan Madya Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan Miftahudin, mengatakan, ada sejumlah faktor yang membuat peralihan menggunakan mobil listrik terhambat.

Berdasarkan riset yang dilakukan Pike Research pada 2009, disebutkan bahwa dua dari tiga konsumen bahkan tak segan membayar lebih apabila mobil listrik lebih hemat.

Menurut Miftahudin, edukasi konsumen jadi salah satu hambatan. Sebab konsumen sebetulnya tak masalah beralih ke mobil listrik jika memang bisa mengurangi biaya energi.

“Konsumen masih menganggap mobil listrik khususnya di Indonesia masih banyak kekuarangan. Di antaranya adalah sebaran listrik di Indonesia belum merata. Di Jawa surplus, tapi di beberapa pulau ada yang tidak stabil,” ujar Miftahudin dalam seminar PEVS di JIExpo, Kemayoran (28/7/2022).

Ia juga mengatakan, hambatan selanjutnya adalah harga mobil listrik yang tidak terjangkau. Harga yang mahal membuat mobil listrik hanya bisa dimiliki 5 persen dari penduduk Indonesia.

Kemudian, masih terbatasnya stasiun pengisian kendaraan listrik umum (SPKLU) turut jadi kendala. Sebab tanpa SPKLU yang tersebar di banyak daerah, konsumen juga berpikir dua kali memakai mobil listrik.

“Karena biaya pembuatan 1 SPKLU lumayan mahal. Paling tidak butuh Rp 1 miliar. Rp 1 miliar kalau konsumen hanya ada 1.000 kendaraan, tentu tidak balik modal dalam jangka waktu yang masuk akal,” ucap dia.

Tak ketinggalan soal evolusi teknologi kendaraan listrik. Di mana setiap kendaraan listrik memiliki teknologi baterai, tempat pengecasan, hingga motor listrik yang berbeda-beda.

“Kita harus berhati-hati ketika memilih satu teknologi yang paling pas untuk Indonesia. Itu bukan perkara yang mudah, apakah kita akan memilih model yang dikembangkan perusahaan A atau negara A, atau dari negara B,” kata Miftahudin.

Selain itu, ketua Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) Yohannes Nangoi, di sela-sela gelaran Jakarta Auto Week (JAW), mengatakan "Sekarang simple saja, kalau satu mobil combustion engine Rp 250 juta. Kalau harganya berubah jadi Rp 600 juta, siapa yang mau beli?," ujarnya. 2022, Selasa (15/3/2022).

Saat pertama kali mobil listrik masuk ke Indonesia, kata Nangoi, harganya bisa mencapai Rp 1 miliar.

Namun, saat ini, banderolnya sudah mulai di angka Rp 600 jutaan. Jadi, perbedaannya saat ini hanya tinggal dua kali lipat bukan empat kali lipat seperti pertama kali meluncur.

"Jadi, semoga harganya bisa turun terus karena teknologinya berkembang terus. Ambil contoh, pada 1995, harga telepon genggam mencapai Rp 15 juta. Siapa yang bisa beli, tapi sekarang harganya sudah murah," tegasnya.

Sementara itu, berbicara income per capita dari masyarakat Indonesia, saat ini masih di kisaran US$ 600 per tahun.

Jika nantinya, angka tersebut sudah semakin meningkat, seperti US$ 5 ribu sampai US$ 6 ribu, maka mobil listrik di Tanah Air juga akan semakin laku.

"Makanya, saat ini mobil yang laku di Indonesia, seharga Rp 250 jutaan ke bawah. Kalau income per capita sudah US$ 5 ribu sampai US$ 6 ribu, harga Rp 500 juta ke bawah bisa naik," pungkasnya.

Indonesia Bakal Kedatangan Investor Baterai Kendaraan Listrik

 Era elektrifikasi dipercaya bakal terus berkembang pesat di Indonesia. Berbagai pabrikan telah menyiapkan dan berencana untuk menghadirkan serta memproduksi kendaraan listrik di Tanah Air.
 Tidak hanya produsen kendaraan, investasi juga datang dari berbagai pabrikan baterai mobil atau motor listrik.
"Kami sudah dapat proposal manufaktur, termasuk ada industri yang berdiri sendiri ingin investasi baterai. Tapi, ada juga manufaktur otomotif yang akan masuk untuk memproduksi baterai," jelas Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita di sela-sela kunjungan ke Jakarta Auto Week (JAW) 2022, di JCC, Senayan, Jakarta Pusat, Selasa (15/3/2022).

Namun, menurut Agus, karena permintaan dari calon investor, pihak pemerintah belum bisa membuka merek apa yang ingin berinvestasi untuk membangun baterai kendaraan listrik di Indonesia.

"Ya, seperti saat akan ada ekspor ke Australia, teman media tanya apa modelnya. Saya tutup mulut. Tapi, pasti terjadi," terangnya.


Pemerintah Terus Dorong Penggunaan Mobil Listrik


 Pemerintah Presiden Jokowi – Ma’ruf Amin serius mengembangkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai di tanah air dan telah merancang peta jalan penggunaan kendaraan listrik sebagai alat transportasi nasional di tengah-tengah masyarakat. Sosialisasi pun terus digalakkan kepada semua lapisan masyarakat, instansi terkait, dan kepada pelaku industri otomotif.

Presiden Joko Widodo juga terus mendorong percepatan penggunaan mobil listrik di tanah air. Bahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Percepatan Pengembangan Kendaraan Bermotor Listrik (Mobil Listrik) juga telah diteken oleh oleh Presiden Joko Widodo. Perpres tersebut merupakan landasan bagi pelaku industri otomotif di Indonesia untuk membangun dan mengembangkan mobil listrik.

Kebijakan Pemerintah Presiden Joko Widodo ini didasarkan atas potensi besar yang dimiliki oleh Indonesia. Menurut Presiden, 60% komponen mobil listrik kuncinya ada di baterainya. Indonesia memiliki cadangan untuk membuat komponen utama mobil listrik, yaitu baterai tersedia melimpah di Indonesia. Oleh sebab itu, Presiden berharap strategi bisnis tentang pengembangan mobil listrik di negara ini harus segera dimulai dan dapat dirancang dengan baik yang murah dan kompetitif dengan negara lain.

Pemerintah Mendorong Penggunaan Mobil Listrik -

Penggunaan mobil listrik diharapkan menjadi salah satu solusi atas isu pencemaran lingkungan yang disebabkan emisi karbon kendaraan yang menyebabkan pencemaran udara, khususnya yang terjadi di kota-kota besar di Indonesia.

Terhadap penggunaan mobil listrik, Pemerintah Jokowi berharap Pemprov DKI dapat mempelopori penggunaan mobil listrik di semua lini kegiatan transportasi, mendorong membuka kebijakan yang meransang, dan memotivasi masyarakat terhadap penggunaan kendaraan listrik.

Pemerintah juga berharap aplikator transportasi online (Grab, Gojek, Maxim) untuk segera menggunakan kendaraan listrik. DAMRI yang merupakan armada milik BUMN juga diharapkan seluruhnya segera menggunaan bus listrik.

Saat ini populasi sepeda motor listrik masih belum sesuai dengan harapan Pemerintah. Diharapkan Perpres 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai diharapkan semakin banyak penggunaan kendaraan listrik di masyarakat. Manufaktur industri kendaraan bermotor listrik juga diharapkan juga kian inovatif memproduksi kendaraan bermotor listrik.

Terhadap ketersediaan charging station kendaraan listrik yang masih terbatas, sesuai Perpres 55/2019, Menko Maritim dan Investasi sudah menugaskan kepada PLN secara bertahap untuk membangun charging station agar ketersediaan charging station di tengah-tengah masyarakat semakin mudah didapatkan. Kementerian Perhubungan, melalui Dirjen Perhubungan Darat telah memerintahkan seluruh terminal tipe A dan stasiun KA untuk menyiapkan charging station atau SPKLU (Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik Umum).

Dirjen Perhubungan Darat Budi Setiyadi mendorong adanya skema pembelian kendaraan bermotor tanpa baterai, yaitu dengan konsep tukar baterai atau swap baterai. Sudah ada beberapa perusahaan yang bergerak di bidang tersebut diantaranya PT Oyika Powered Solution dan PT. Swap Energi Indonesia. Nantinya, lanjutnya, pengguna dapat menuju ke mini market terdekat yang menyediakan swap baterai, kemudian menukar baterai yang kosong dengan baterai yang telah terisi penuh. “Jadi pembelian sepeda motor listrik bisa lebih murah karena tanpa baterai, mereka cukup bayar sewa saja,” jelasnya.

Selain itu Pemerintah, lanjut Dirjen Budi, juga mendorong masyarakat untuk mengkonversi kendaraan berbasis BBM (Bahan Bakar Minyak) ke kendaraan listrik. Hal ini dapat menjadi salah satu cara untuk mempercepat program elektrifikasi kendaraan bermotor nasional. Peraturannya sudah ada yaitu Peraturan Menteri Perhubungan (Permenhub) No. 65 Tahun 2020 tentang Konversi Sepeda Motor dengan Penggerak Motor Bakar Menjadi Sepeda Motor Listrik Berbasis Baterai.

Percepatan Penggunaan Mobil Listrik -

Pemerintah, melalui Kementerian Perhubungan meminta instansi pemerintah mulai dari pemerintah daerah (Pemda) hingga kementerian menggunakan kendaraan listrik untuk kegiatan operasionalnya.

"Penggunaan kendaraan listrik diupayakan dimulai dari instansi kementerian dan hal tersebut sebagai contoh kepada instansi lainnya dan kepada masyarakat untuk dapat menggunakan kendaraan listrik," ujar Menhub Budi Karya Sumadi, Rabu (19/1).

Penggunaan kendaraan listrik, lanjut Menhub, selain untuk mengurangi pencemaran lingkungan dan menghemat energi, juga menghemat pengeluaran biaya operasional, baik secara individu ataupun pengeluaran daerah dan negara. Dengan maraknya instansi pemerintahan dan kementerian menggunakan kendaraan listrik maka populasi kendaraan listrik ini akan semakin banyak, dan tentunya akan mendorong pembangunan infrastruktur pendukung kendaraan listrik seperti lokasi pengecasan kendaraan listrik di tempat umum makin banyak dan kian menjamur.

Menteri Koordinator (Menko) bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marvest) Luhut Binsar Pandjaitan melakukan percepatan penggunaan mobil listrik di tengah-tengah masyarakat bahkan meminta pemda menggunakan APBD dan kementerian menggunakan APBN untuk kendaraan listrik, serta membangun SPKLU. "Semua secara bertahap akan dijalankan, pemda dan pemerintah pusat akan menyewa kendaraan listrik," kata Menko Luhut.

Kampanye Kendaraan Listrik Oleh Kemenhub -

Terhadap kebijakan pemerintah untuk percepatan penggunaan kendaraan listrik, Kementerian Perhubungan terus melakukan kampanye penggunaan kendaraan listrik secara masif kepada masyarakat. Kegiatan touring kendaraan listrik dari Jakarta menuju Jambi tersebut menempuh jarak sekitar 826 Kilometer.

Saat melepas 11 unit kendaraan yang melaksanakan touring ke Provinsi Jambi yang terdiri dari satu unit kendaraan listrik Nissan Leaf, satu unit kendaraan listrik DFSK Gelora EV dan satu unit kendaraan listrik Hyundai Ionic dan delapan unit kendaraan listrik operasional Kemenhub di

Terminal Kampung Rambutan, Jakarta (17/1), Menhub Budi Karya mengungkapkan bahwa kegiatan ini menjadi simbol bahwa Kemenhub selalu konsisten untuk mewujudkan segera keberadaan kendaraan listrik di tengah-tengah masyarakat.

Peserta perjalanan touring mobil listrik berhenti di sejumlah lokasi charging kendaraan atau SPKLU serta pada setiap titik pemberhentian juga dilakukan kegiatan sosialisasi percepatan kendaraan listrik bersama dengan sejumlah pemerintah daerah dan pemangku kepentingan terkait.

Saat di Jambi, Menhub juga memamerkan kendaraan listrik tersebut pada para pengunjung yang hadir pada kegiatan Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia (Gernas BBI) dan pada masyarakat Jambi pada umumnya. (IS/AS/HG/ME/HS)


Sobat otomotif, Jadi sudah siapkah anda beralih ke kendaaan listrik? 



sumber :

https://www.liputan6.com/otomotif/read/4912260/ini-alasan-mobil-listrik-masih-sulit-laku-di-indonesia

https://amp.kompas.com/otomotif/read/2022/07/29/152100515/alasan-konsumen-indonesia-masih-ragu-pakai-mobil-listrik

https://www.raksaonline.com/artikel/berita-perusahaan/mobil-listrik-vs-mobil-konvensional-anda-pilih-yang-mana

https://dephub.go.id/post/read/pemerintah-terus-dorong-penggunaan-mobil-listrik


4 komentar:

  1. Mobil listrik tentu sudah tidak asing lagi dan saya harap bisa terus berkembang demi menciptakan lingkungan yang lebih sehat, perkara harganya yang masih mahal, semoga perekonomian indonesia lebih maju lagi. Terutama perekononian saya sih

    BalasHapus
    Balasan
    1. Seharus nya sih emg segera di pasar kan,sebanding sekarang harga bbm lagi naik turun kaya harapan🄲

      Hapus
    2. Utamakan sarapan mas, berat kalo ngomongin harapan.

      Hapus
    3. Suatu saat mobil juga mengikuti perkembangan zaman

      Hapus